Semua
amal perbuatan umat manusia di ala mini akan dimintai pertanggung jawabannya
dihadapan Allah nanti. Dari sekian banyak jenis amal ibadah yang dilakukan oleh
manusia ada amal ibadah yang bisa dipakai oleh Rasulullah untuk mengenal
umatnya,yaitu Shalawat.
Shalawat
ini bisa dijadikan barometer untuk mengukur kadar kecintaan seseorang terhadap
Nabinya,yaitu Muhammad saw. Selain itu,jauh dekatnya seorang muslim dengan
Nabinya dapat dilihat dari sedikit-banyaknya ia dalam membaca shalawat. Sebab
orang yang paling dekat dengan Rasulullah adalah orang yang banyak membaca
shalawat kepada Nabinya.
Dikisahkan
: Ada seorang zuhud bermimpi melihat Nabi saw. Oaring zuhud itu menghadap
kepada beliau,tapi beliau tidak memperdulikanya,maka orang zuhud itu bertanya :
“Ya Rasulullah,apakah engkau marah kepadaku ?”.
“Tidak”.
Jawab Nabi saw
Orang
zuhud tadi lantas bertanya : “Apakah engkau tidak mengenalku,padahal aku adalah
Fulan,orang zuhud ?”.
“Aku
tidak mengenalmu”. Kata Nabi saw.
Kemudian
ia berkata : “Ya Rasulullah,aku pernah mendengar para ulama berkata,bahwa Nabi
saw mengenal umatnya,sebagaimana ibu bapak mengenal anaknya”.
Maka
beliau bersabda : “Benar apa yang dikatakan para ulama itu,bahwa Nabi itu
mengenal umatnya dari pada ibu bapaknya”. Maksudnya,mengenal orang yang membaca
shalawat kepadanya,sesuai kadar shalawat yang dibacanya.(Zahratur Riyadl)₁(Durratun
Nashihin hal : 164)
Kisah
diatas itu dikuatkan oleh sebuah hadits yang diriwayatkan oleh At-Tirmidzi,
bahwa beliau pernah bersabda : “Sesungguhnya orang yang paling mulia (dekat
denganku) kelak pada hari kiyamat adalah orang yang paling banyak membaca
shalawat untukku”.₂(Al-Jami’u Ash-Shaghir hal : 80)
Rasulullah
bersabda : “Sesungguhnya akan datang kepada telagaku pada hari kiyamat
kaum-kaum yang hanya aku kenal karena mereka banyak membaca shalawat
untukku”.₃(Durratun Nashihin hal : 248)
Rasulullah
saw bersabda : “Sesungguhnya orang yang paling dekat denganku pada hari kiyamat
adalah orang yang paling banyak membaca shalawat kepadaku”.₄(Riyadlush Shalihin
hal : 533)(Durratun Nashihin hal:270)
Dengan
demikian, rugi besar bila seseorang tidak membaca shalawat kepada Rasulullah,
atau membaca shalawat tapi ala kadarnya saja,tanpa disertai oleh keniatan yang
ikhlas dan kemauan yang kuat untuk bisa berkumpul dengan Rasulullah nanti di
akhirat.
0 comments:
Post a Comment