Sunday, January 27, 2013

SHALAWAT DALAM MAJELIS MEMBAWA BERKAH


Majlis yang paling baik adalah majlis yang penuh dengan berkah,keberkahan majlis bisa didapat
bila didalam majlis tersebut telah dibacakan shalawat.
                Sebagian ahli ilmu berkata :”Ketika seseorang bershalawat kepada Nabi saw dalam majlis, maka dicukupi keperluan dalam majlis  tersebut”. ( Durratun Nashihin. Hal : 36 )
                Abu Sair meriwayatkan, Rasulullah saw bersabda : “Tiidak ada suatu kaum yang terhimpun dalam suatu majlis yang tidak membaca shalawat pada Nabi saw, kecuali kecelakaan menimpa mereka, seandainya mereka masuk surge pasti tidak tahu pahalanya”. ( Durratun Nashihin. Hal : 36 )
                Oleh karena itu, majlis yang didalmnya tidak ada bacaan shalawat, kurang berkah dan kemanfaatan bagi orang yang berkumpul dalam majlis tersebut,sehingga terkadang terjadi percecokan,kesalahpahaman,tidak adanya kesepakatan dan efek-efek negative lainnya.
                Sedangkan bila di dalam majlis itu dibacakan shalawat, setidak-tidaknya orang yang berkumpul dimajlis tersebut akan diampuni dosa-dosanya,dijauhkan dari mala petaka,baik mala petaka yang di akibatkan dari perselisihan pendapat, atau ketersinggungan dari ucapan saat berkumpul. Semua ini adalah akibat dari keberkahan shalawat.

SHALAWAT MENJADI SEBAB DIAMPUNINYA DOSA SI FASIQ


Diantara keutamaan shalawat adalah bahwa shalawat itu dapat member syafa’at kepada orang
yang membacanya,dapat menyelamatkan orang dari siksaan di akhirat,juga dapat menghapus dosa orang fasiq. Sebagaimana yang disebutkan dalam kisah dibawah ini :
                diriwayatkan bahwa ada seorang dari Bani Israil yang banyak melakukan kejahatan. Hampir semua masyarakat mengetahui kalau dirinya itu ahli ma’shiyat,mulai dari berjudi,minum khamer,berzinadan meapok. Sepertinya hamper tidak ada kebaikan dalam dirinya. Belum lagi tingkah lakunya yang usil dan suka mengganggu orang ain. Pendeknya selama hidupnya masyarakat dibuatnya resah dan tidak nyaman.
                Ketika ia meninggal dunia, tidak ada seorang pun dari warga masyarakat yang mau memandikan jenazahnya dan tidak ada juga yang mau menshalatinya. Mereka beranggapan orang fasiq ini tidak layak dimandikan,dishalati maupun dikubur dengan cara yang wajar karena kefasiqkannya yang sudah kelewat batas. Oleh karena itu, masyarakat melemparkan jenazahnya ketempat sampah.
                Lantas Allah member wahyu kepada Nabi Musa as supaya memandikan,menshalati dan menguburkan jenazah lelaki fasiq tadi dengan cara yang wajar. “Sesungguhnya Aku telah mengampuni dosa-dosanya”.
                Nabi Musa lantas bertanya : “Wahaii Tuhanku dengan amal perbuatan apakah sehingga orang ini Engkau ampuni dosanya”.
                Allah berfirman : “Sesungguhnya dia pada suatu hari pernah membuka kitab Taurat, ternyata di dalam lembarannya ada nama Muhammad,lalu ia membaca shalawat kepada nabi Muhammad saw. Akhirnya dosanya diampuni”.( Irsyadul Ibad. Hal : 61 )
                Abdullah bercerita : kami pernah mempunyai seorang pelayan yang melayani raja, sedang dia dikenal sebagai orang fasiq. Pada suatu malam aku bermimpi melihat dia, dimana tangannya diletakkan pada tangan Rasulullah saw. Aku lantas bertanya kepada beliau : “Ya Rasulullah, orang ini termasuk orang fasiq, kenapa ia meletakkan tangannya pada tanganmu?”.
                Rasulullah menjawab : “Dia telah diampuni dosanya,sedang aku memohonkan untuknya Syafa’at kepada Allah Ta’ala”.
                Kemudian aku bertanya : “Ya Rasulullah, dengan sebab apa ia memperoleh kedudukan seperti itu?”.
                Beliau menjawab : “Dia banyak membaca shalawat kepadaku dalam setiap malam,ketika hendak tidur ia selalu membaca shalawat 1000 kali untukku”. (Durratun Nashihin. Hal : 165 )
                Orang fasiq yang berlumuran dosa dan noda saja dapat mencapai derajat tinggi karena membaca shalawat. Bagaimana dengan orang-orang yang ahli ibadah,yang jauh dari kema’shiyatan?. Jika mereka mau membaca shalawat tentu kemuliannya jauh lebih tinggi melebihi keutamaan yang dicapai oleh orang fasiq yang membaca shalawat.

Thursday, January 24, 2013

SHALAWAT MENYELAMATKAN DARI TIMBANGAN AMAL


mungkin orang yang lemah keimannya atau orang selalu menggunakan rasionya dalam
memahami ajaran agama islam, ia tidak akan percaya dengan kisah ini. Sebab kisah yang berkaitan dengan bacaan shalawat ini akan terjadi pada hari kiyamat nanti.
                Orang yang banyak membaca shalawat ia akan dibela dan ditolong oleh Nabi saw disaat ia sedang mengalami kesulitan dalam mempertanggung jawabkan amal perbuatannya dihadapan Allah kelak. Bila orang tersebut memndapat masalah serius dalam mempertanggung jawabkan amalnya, maka beliau-lah yang akan membelanya, meskipun orang itu sudah dipastikan masuk dalam neraka.
                Sebagaimana kisah yang diriwayatkan oleh Ka’ab ra, ia berkata : Ketika terjadi hari kiyamat, nabi Adam as melihat salah seorang dari umat Muhammad sedang digiring ke neraka, maka beliau memberitahu nabi Muhammad : “Hai Muhammad !”.
                “Labbaika, hai bapak manusia”. Jawab Nabi.
                Nabi Adam as lantas berkata : “Salah seoarng umatmu sedang digiring ke neraka”.
                Mendapat berita dari nabi Adam ini nabi Muhammad langsung mengejarnya,hingga akhirnya malaikat yang membawa umatnya itu terkejar. Lalu beliau berkata kepada malaikat tadi : “Wahai malaikatnya Tuhanku, berhentilah !”.
                Para malaikat itu berkata : “Hai Muhammad, tidakkah engkau membaca firman Allah mengenai kami (Para malaikat tidak mendurhakai Allah tentang apa yang Dia perintahlan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkkan kepada mereka)”.
                Namun para malaikat ini kemudian mendengar seruan : “Turuti Muhammad”.
                Maka beliau berkata : “kembalikan orang ini ke Mizan (Timbangan Amal)”.
                Lalu amal umat Muhammad itu ditimbang kembali, ternyata kesalahan-kesalahannya jauh lebih berat dari kebaikan-kebaikannya. Nabi saw kemudian mengeluarkan kertas catatan dari lengan baju beliau, dimana  dalam kertas tersebut tertulis shalawat yang pernah diucapkan orang itu untuk beliau semasa hidupnya  di dunia. Kertas itu kemudian ditaruh oleh Nabi saw pada (bagian) kebaikan, sehingga kebaikannya lebih berat dari pada keburukannya.
                Melihat kenyataan ini, alangkah girangnya orang itu. Ia kemudian berkata : “Aku tebus dengan ayah-ibuku, siapakah anda ?”.
                “Aku Muhammad”. Jawab Beliau.
                Langsung saja orang itu mencium kaki Nabi saw, seraya berkata : “Ya Rasullulah, kertas apa yang engkau keluarkan tadi”.
                Beliau menjawab : “Itu adalah catatan shalawatmu yang pernah kamu ucapkan untukku semasa di dunia, sedang aku aku menyimpannya untukmu”.
                Dia kemudian berkata : “Alangkah besar penyesalan tidak melaksanakn kewajiban kepada Allah dan kurang banyak dalam membaca shalawat kepadamu”.(Kanzul Akhbar)(Durratun Nashihin hal : 165)
                Dari kisah diatas menunjukan, bahwa Rasullulah akan member Syafa’atnya atau pertolongannya pada umatnya yang banyak membaca shalawat. Keistimewaan yang beliau miliki ini merupakan bentuk anugerah Allah kepada mahkluqNya yang mulia,yang bernama Muhammad saw.

Friday, January 18, 2013

SHALAWAT MENGHILANGKAN KEHAUSAN DI HARI KIYAMAT


Pada saat seluruh makhluq yang pernah hidup di ala mini di bangkitkan dari kuburnya mulai zaman sebelum nabi Adam sampai akhir zaman,lalu mereka di kumpulkan di suatu lapangan yang maha luas yang bernama “Makhsyar”. Disana tidak ada naungan,tidak ada air juga tidak ada pepohonan,saat itu seluruh makhluq dalam keadaan haus,kecuali orang-orang yang beriman,para kekasih Allah dan orang-orang yang banyak membaca shalawat kepada Nabi Muhammad saw.
Ka’bul Ahbar berkata : “Allah Yang Maha Mulia dan Maha Agung pernah member wahyu kepada Nabi Musa as : “Wahai Musa,apakah kamu suka kelak di hari kiyamat tidak mengalami kehausan ?”.
                Musa berkata : “ Ya, Wahai Tuhanku”.
                Allah berfirman : “Perbanyaklah membaca shalawat kepada Muhammad saw”.(Irsyadul Ibad.hal : 61)
                Mumpung masih ada kesempatan maka hendaknya kesempatan ini kita pergunakan untuk banyak membaca shalawat kepada Nabi Muhammad saw sebagai bekal di akhirat nanti,supaya tidak mengalami kehausan sewaktu berada di Makhsyar

SHALAWAT MENJADI MASKAWIN PERNIKAHAN NABI ADAM DAN HAWA


Begitu mulia dan tingginya derajat Rasulullah disisi Allah sampai bacaan shalawat kepada beliau bisa dijadikan maskawin (mahar). Inilah yang dilakukan oleh Nabi Adam ketika hendak menikahi Hawa. Atas petunjuk Allah,Nabi Adam di perintahkan memberikan maskawin kepada Hawa’ yang berupa bacaan shalawat kepada Nabi Muhammad saw.
Ini menunjukan bahwa derajat Rasulullah saw lebih tinggi dari pada Nabi Adam,juga sebagai bentukpenghormatan Nabi Adam kepada Nabi akhir Zaman,yaitu Muhammad saw. Padahal saat itu Nabi Muhammad saw belum lahir,ada selisih waktu ribuan tahun jarak antara pernikahan Nabi Adam dengan kelahiran Nabi Muhammad saw,namun Nur Muhammad saw sudah memancar menerangi jagad raya ini,karena kelahiran beliau di dunia adalah sebagai Rahmatan Lil Alamin.
Adapun kisah pernikahan Nabi Adam as dengan Hawa’ diceritakan dalam kitab “As-Sabiyyatu Fi Mawaidhil Birriiyat”sebagai berikut :
Pernikahan Nabi Adam dengan Hawa dilaksanakan pada hari Jum’ah. Dasarnya adalah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra. Ia menerima hadits dari Rasulullah saw,beliau bersabda : “Allah menciptakan Nabi Adam pada hari Jum’ah,Allah menempatkan Nabi Adam ke surge hari Jum’ah,Allah mengeluarkan Nabi Adam dari surge pada hari Jum’ah,Allah menerima taubat nabi Adam pada hari Jum’ah. Tidak ada saat yang sesuai bagi seorang muslimyang berdoa kepada Allah pada hari Jum’ah,kecuali Allah akan mengabulkan doanya.
Adapun kisah pernikahan Adam dengan Hawa adalah sebagai berikut : “ketika Allah menciptakan Adam as,maka Adam melihat di langit dan di bumi,tidak ada seorang pun yang sejenis denganya. Keadaan in membuat hatinya gelisah karena tiadanya teman yang sejenis denganya.
Pada suatu hari tatkala nabi Adam sedang duduk,tiba-tiba ia mengantuk. Antara tidur dan bangun,Allah memerintahkan kepada Jibril untuk mengeluarkan tulang rusuk dari pinggang kirinya. Pada waktu itu, nabi Adam tidak merasakan sakit sama sekali.
Dari tulang rusuk nabi Adam tadi Allah menciptakan Hawa’, termasuk semua kemanisan,kenggunan,kecantikan dan keelokan di letakkan pada Hawa’ sampai pada hari kiyamat. Allah juga meletakkan sifat kebersihan dan kesopanan pada diri Hawa. Sedangkan semua sifat kerinduan,kecintaan,kesenangan dan kasih saying diletakkan Allah di hati nabi Adam,sehingga Hawa adalah Makhluq Allah yang paling cantik di langit dan di bumi,sedangkan nabi Adam adlah makhluq Allah yang sangat merindukan di langit dan di bumi.
Kemudian Allah member pakaian pada Hawa’ dengan 70 perhiasan dari aneka macam perhiasan surge,memberinya mahkota dan mendudukannya diatas kursi yang terbuat dari emas. Ketika nabi Adam bangun dari tidurnya,Allah memperlihatkan Hawa’ kepada Adam,maka nabi Adam bertanya kepada Hawa’ : “Siapa engkau ini ?. dan untuk siapa engkau diciptakan?”
Hawa’ menjawab : “Aku diciptakan untuk dirimu”.
                Nabi Adam berkata : “Kalau begitu,kemarilah engkau!”.
                Kata Hawa’ : “Engkau sajalah yang kemari”.
                Akhirnya nabi Adam berdiri menuju ke tempat Hawa’.
                Dari kejadian diatas akhirnya berlakulah adat kebiasaan dengan perginya seorang lelaki menuju ke tempat seorang wanita.
                Setelah nabi Adam dekat dengan Hawa’ dan hendak memegang tubuhnya, tiba-tiba nabi Adam mendengar seruan “Wahai Adam,tahanlah dulu,sesungguhnya pergaulanmu dengan Hawa’masih belum halal kecuali dengan sedekah dan pernikahan.
                Kemudian Allah memerintahkan untuk menghias surge serta mempercantik Hawa’, termasuk beraneka hidangan surge juga disiapkan. Selanjutnya Allah memerintahkan malaikat yang ada di langit untuk berkumpul di bawah pohon Thuba. Para malaikat yang sudah berkumpul di bawah pohon thuba memuji kepada Allah secara terus menerus dengan sendirinya. Lalu Allah menikahkan Hawa’ dengan Adam, Allah berfirman : “Segala puji itu memujaKu, kebesaran itu kainKu,Keagungan itu selendangKu,dan makhluq seluruhnya adalah hambaKu. Aku menyaksikan malaikatKu yang menempati langitKu, Aku nikahkan Hawa’ dengan Adam dengan keindahan ciptaanKu atas suatu maskawin membaca tasbih dan tahlil kepadaKu.
                Kemudian para Ghilman (pelayan surga) dan malaikat menaburkan intan permata dan yakut. Setelah itu, para malaikat menyerahkan Hawa’ kepada Adam, maka Hawa’ minta maskawin kepada Adam.
                Selanjutnya nabi Adam bertanya kepada Allah : “Wahai Tuhanku, apa yang harus aku berikan pada Hawa’ sebagai maskawin, apakah itu berupa emas atau perak, atau jauhar?”.
                Allah menjawab : “Bukan itu maskawinnya”.
                Nabi Adam bertanya lagi : “Wahai Tuhanku,apakah aku harus berpuasa,melakukan shalat dan membaca tasbih kepada-Mu?”.
                Maka Allah berfirman : “Maskawinnya Hawa’ adalah engkau membaca shalawat 10 kali kepada nabiKu dan pilihanKu,yaitu Muhammad saw,yang menjadi junjungan para utusan dan menjadi penutup para nabi”.
                Allah berfirman kepada nabi Adam : “Bacalah Shalawat kepada nabi Muhammad saw sehingga aku menghalalkan Hawa’ kepadamu”.
                Allah berfirman pada umat Muhammad saw : “Bacalah shalawat pada Muhammad, dan bacalah salam kepadanya sehingga Aku mengharamkan neraka buat kalian,dan bacalah dalam kepada Muhammad sehingga Aku menghalalkan surge buat kalian” (As-Sabiyyatu Fi Mawaidhil Birriyat. Hal : 110-112)
                Ibnu Jauzi meriwatyatkan dalam kitab Salwatul Ahzan : “Sesungguhnya Adam ketika ingin mendekat kepada Hawa’ lantas Hawa’minta kepadanya agar diberi maskawin. Adam bertanya kepada Tuhannya : “Wahai Tuhanku, maskawin apa yang pantas aku berikan kepadanya ?”.
                Allah lantas berfirman : “Bacalah shalawat pada kekasih Ku yang terpilih Muhammad saw sebanyak 20 kali”. Lalu nabi Adam pun melakukannya. (Irsyadul Ibad. Hal : 61)
                Berdasarkan keterangan di atas, bahwa shalawat itu bisa dijadikan maskawain (Mahar), sebagaimana diperbolehkannya melakukan maskawin dengan bacaan surat Al-Qur’an.
                Mungkin hanya bacaan shalawat yang memiliki keistimewaan  luar biasa bi;a dibandingkan dengan bacaan dzikir yang lain.